Translate

Pengertian Ażān

Sebelum membahas tentang pelaksanaan dan nilai-nilai edukatif yang terdapat dalam hadis tentang ażān di telinga bayi yang baru lahir, telebih dahulu akan penulis paparkan tentang pengertian ażān. Ażān yang dimaksud dalam hadis tersebut sebagaimana diterangkan oleh para pen-syarakh hadis adalah ażān yang sama seperti ażān yang dilaksanakan ketika tiba waktu salat.

Adapun pengertian ażān itu sendiri adalah : Ażān berasal dari bahasa arab al-ażana yang berarti memberitahukan atau mengumumkan, sedangkan secara istilah pemberitahuan atau seruan sebagai tanda masuknya waktu şalat dengan bacaan yang telah disebutkan. adapun lafadz adalah sebagaimana sabda Rasul SAW. dalam hadiś berikut :

َأِﺑﻲ ْﺑِﻦ اْﻟَﻤِﻠِﻚ َﻋْﺒِﺪ ْﺑِﻦ ُﻣَﺤﱠﻤِﺪ َﻋْﻦ ُﻋَﺒْﻴٍﺪ ْﺑُﻦ اْﻟَﺤﺎِرُث َﺣﱠﺪَﺛَﻨﺎ ُﻣَﺴﱠﺪٌد َﺣﱠﺪَﺛَﻨﺎ  ُﺱﱠﻨَﺔ َﻋﱢﻠْﻤِﻨﻲ اﻟﱠﻠِﻪ َرُﺱﻮَل َیﺎ : ُﻗْﻠُﺖ : َﻗﺎَل َﺟﱢﺪِﻩ َﻋْﻦ َأِﺑﻴِﻪ َﻋْﻦ َﻣْﺤُﺬوَرَة  اﻟﱠﻠُﻪ َأْآَﺒُﺮ اﻟﱠﻠُﻪ َأْآَﺒُﺮ اﻟﱠﻠُﻪ َﺗُﻘﻮُل : َوَﻗﺎَل َرْأِﺱﻲ ُﻣَﻘﱠﺪَم َﻤَﺴَﺢَﻓ َﻗﺎَل اَﻷَذاِن، اﻟﱠﻠُﻪ، ِإﱠﻻ ِإَﻟَﻪ َﻻ َأْن َأْﺷَﻬُﺪ : َﺗُﻘﻮُل ُﺛﻢﱠ َﺻْﻮَﺗَﻚ، ِﺑَﻬﺎ َﺗْﺮَﻓُﻊ : َأْآَﺒُﺮ اﻟﱠﻠُﻪ َأْآَﺒُﺮ  ُﻣَﺤﱠﻤًﺪا َأﱠن َأْﺷَﻬُﺪ اﻟﱠﻠِﻪ، َرُﺱﻮُل ًﺪاُﻣَﺤﻤﱠ َأﱠن َأْﺷَﻬُﺪ اﻟﱠﻠُﻪ، ِإﱠﻻ ِإَﻟَﻪ َﻻ َأْن َأْﺷَﻬُﺪ َأْن َأْﺷَﻬُﺪ ِﺑﺎﻟﱠﺸَﻬﺎَدِة َﺻْﻮَﺗَﻚ َﺗْﺮَﻓُﻊ ُﺛﻢﱠ َﺻْﻮَﺗَﻚ، ِﺑَﻬﺎ َﺗْﺨِﻔُﺾ : اﻟﱠﻠِﻪ َرُﺱﻮُل اﻟﱠﻠِﻪ، َرُﺱﻮُل ُﻣَﺤﱠﻤًﺪا َأﱠن َأْﺷَﻬُﺪ اﻟﱠﻠُﻪ، ِإﱠﻻ ِإَﻟَﻪ َﻻ َأْن َأْﺷَﻬُﺪ اﻟﱠﻠُﻪ، ِإﱠﻻ ِإَﻟَﻪ َﻻ َﺣﱠﻲ اﻟﱠﺼَﻼِة، َﻋَﻠﻰ َﺣﱠﻲ اﻟﱠﺼَﻼِة، َﻋَﻠﻰ َﺣﱠﻲ اﻟﱠﻠِﻪ، ُﻣَﺤﱠﻤًﺪاَرُﺱﻮُل َأﱠن َأْﺷَﻬُﺪ اﻟﺼﱠَﻼُة : ُﻗْﻠَﺖ اﻟﱡﺼْﺒِﺢ َﺻَﻼُة َآﺎَن َﻓِﺈْن ؛ اْﻟَﻔَﻼِح َﻋَﻠﻰ َﺣﱠﻲ اْﻟَﻔَﻼِح، َﻋَﻠﻰ  اﻟﱠﻠُﻪ ِإﱠﻻ ِإَﻟَﻪ َﻻ َأْآَﺒُﺮ اﻟﱠﻠُﻪ َﺒُﺮَأْآ اﻟﱠﻠُﻪ اﻟﱠﻨْﻮِم ِﻣَﻦ َﺥْﻴٌﺮ اﻟﺼﱠَﻼُة اﻟﱠﻨْﻮِم ِﻣَﻦ َﺥْﻴٌﺮ
  (أیﻮداود رواﻩ)
(Abū Dāwud berkata :) Musaddad bin ‘Ubaid menceritakan hadis kepadaku dari bin Mālik bin Abi Mahdūrah dari,  (Musaddad berkata :) al-Hāris menseritakan hadīs kepadaku dari bapaknya dari kakeknya berkata : Saya berkata : Wahai Rasulullah SAW. ajarkanlah kepadaku sunnahnya ażān, maka Rasalullah memegang depan kepalaku seraya bersabda : ucapkanlah Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar dengan mengeraskan suaramu, kemudian ucapkanlah Asyhadu an la ilaha illallah, asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, dengan mengurangi suaramu, kemudian keraskan kembali suaramu dengan syahadat Asyhadu an la ilaha illallah, asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, hayya ‘alas salah, hayya ‘alas salah, hayya ‘alal falah, hayya ‘alal falah ; apabila pada salat subuh ucapkan : as-Salatu hairum minan naum as-Salatu hairum minan naum, Allahu Akbar Allahu Akbar, la ilaha illah. 

Dari hadiś tersebut dapat dilihat bahwa lafaż ażān  adalah : 
1.    َأْآَﺒُﺮ اﻟﱠﻠُﻪ َأْآَﺒُﺮ اﻟﱠﻠُﻪ dua kali
2.    اﻟﱠﻠُﻪ ِإﱠﻻ ِإَﻟَﻪ َﻻ َأْن َأْﺷَﻬُﺪ dua kali
3.    اﻟﱠﻠِﻪ ُﻣَﺤﱠﻤًﺪاَرُﺱﻮُل َأﱠن َأْﺷَﻬُﺪ dua kali
4.    اﻟﱠﺼَﻼِة َﻋَﻠﻰ َﺣﱠﻲ dua kali
5.    ِح اْﻟَﻔَﻼ َﻋَﻠﻰ َﺣﱠﻲ  dua kali, bila shalat subuh ditambah  ِﻣَﻦ َﺥْﻴٌﺮ اﻟﺼﱠَﻼُة
اﻟﱠﻨْﻮِم      dua kali 
6.    َأْآَﺒُﺮ اﻟﱠﻠُﻪ َأْآَﺒُﺮ اﻟﱠﻠُﻪ satu kali
7.    اﻟﱠﻠُﻪ ِإﱠﻻ ِإَﻟَﻪ َﻻ satu kali 
 
Pelaksanaan Hadīs Tentang Ażān Di Telinga Bayi yang Baru Lahir
a. Hukum Melaksanakan Hadīs Tentang Ażān Di Telinga Bayi yang Baru Lahir
Sebagaimana telah dibahas pada bab II dan sedikit disinggung oleh para pen-syarah hadis dalam bab III, bahwa hadiś tentang ażān di telinga bayi yang baru lahir secara matan semuanya menyebutkan bahwa Rasulullah memperdengarkan ażān pada cucunya yaitu Hasan bin Ali ketika dilahirkan meskipun pelaksanaannya tidaklah termasuk sunnah karena hadīs tersebut berkualitas da’if karena melalui salah satu periwayat yang dianggap lemah hafalannya yaitu ‘Aşim bin Ubaidillah. Adapun tentang pelaksanaan hadiś da’if ini para ulama’ berpendapat sebagai berikut :

Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy dalam bukunya Sejarah Dan Pengantar Ilmu Hadits merangkumkan bahwa pendapat tentang pemakaian hadiś da’if itu ada tiga mażhab ulama’ yaitu : 
1.    Hadiś da’if tidak boleh diamalkan secara mutlaq. Pendapat ini dikemukakan oleh al Bukhari dan Muslim, alasannya adalah : agama Islam diambil dari Al-Qur’an dan sunnah yang benar sedangkan hadiś da’if bukanlah sunnah yang dapat diakui kebenarannya.
2.    Hadiś da’if boleh dipergunakan untuk fadhailul ‘amal. Pendapat ini dikemukakan oleh sebagian Fuqaha dan ahli hadiś seperti Imam Ahmad dan Ibu Abdul Barr.
3.    Hadiś da’if dipergunakan apabila dalam suatu masalah tidak diperoleh hadiś-hadiś shahih dan hasan. Pendapat ini disandarkan kepada Abu Dawud dan Imam Ahmad.
 
Abu Daud menyatakan bahwa hadiś yang lemah (da’if) jika tidak terlalu lemah adalah lebih baik dibandingkan dengan pendapat para ulama’ itu sendiri. Dari pendapat para ulama’ tersebut terdapat dua mażhab yang berpendapat bahwa hadiś da’if boleh diamalkan dengan syarat-syarat yang telah dikemukakan. Dalam hal ini penulispun sependapat bahwa  pelaksana hadiś da’if itu boleh saja selama hadiś tersebut tidak berhubungan dengan hukum syari’at yang berupa haram, halal, makruh, wajib dan mustahab. 

Ini didukung oleh Yusuf Qardhawi yang menuliskan bahwa mayoritas ulama’ memperbolehkan periwayatan hadiś yang lemah dalam hal fadailul a’māl (perbuatan kebaikan), raqāiq (ungkapan nasihat yang mengharukan), zuhud, targīb (Imbauan untuk berbuat baik), tarhīb (menakut-nakuti agar tidak berbuat dosa) dan kisah-kisah.

Berdasarkan dari pendapat para ulama’ yang telah dikemukakan di atas maka hadiś tentang ażān  di telinga bayi yang baru lahir dalam hal penggunaannya adalah hukumnya boleh dilaksanakan karena isi hadiś tersebut termasuk kepada kategori fadailul a’mal dan tidak berhubungan dengan hukum syari’at, disamping itu tidak ada dalil yang lebih kuat yang melarangnya bahkan ada beberapa hadiś yang dalam missinya mendukung pelaksanaan hadiś tentang ażān di telinga bayi yang baru lahir ini. Dan hendaknya hadis ini disikapi sebagai langkah pendidikan kepada anak.

b. Cara Melaksanakan Hadīs Tentang Ażān Di Telinga Bayi yang Baru Lahir
Sebagimana yang tertulis dalam kitab Tuhfah al-Ahwady Bissyarkhi Jami’ at-Tirmiżi karya Abī al ‘Ulā Muhammad Abdurrahman al-Mubarkafūry yang telah penulis kemukakan dalam bab III, disana diterangkan bahwa Imam at-Tirmiżi menghimbau untuk melaksanakan hadis ini, adapun pelaksanaan ażān di telinga bayi yang baru lahir itu dilakukan secepatnya sesaat setelah bayi dilahirkan. 
Kariman Hamzah dalam bukunya Islam Berbicara Soal Anak mengemukakan bahwa ażān ditelinga bayi yang baru lahir tentunya dilaksanakan dengan alunan suara yang merdu (tidak terlalu keras) ke telinga bayi yang baru lahir. Jadi pelaksanaan ażan di telinga bayi itu dilaksanakan secepatnya sesaat setelah kelahiran mengingat ada hadis yang telah disebutkan di bab III yaitu setiap anak yang dilahirkan akan diganggu oleh syaitan, dan tentunya ażān tersebut dikumandangkan atau lebih tepatnya dibisikkan dengan suara yang pelan dan merdu.
 
Nilai-nilai Edukatif dalam Hadīs Tentang Ażān Di Telinga Bayi yang Baru Lahir
Sebagaimana lafad ażān yang telah disebutkan dalam hadiś diatas, maka berikut ini penulis akan mencoba untuk menguraikan nilai-nilai edukatif yang terdapat pada ażān tersebut.
1.    Pada bagian pertama dari ażān  adalah  kalimat  َأْآَﺒُﺮ اﻟﱠﻠُﻪ   menunjukkan Kariman Hamzah, Islam Berbicara Soal Anak, (Jakarta : Gema Insani Press, 1999), hlm. 2. bahwa Allah SWT. adalah yang “paling besar”, lebih besar dari segala sesuatu, ini merupakan pengenalan pertama kepada Żat yang Maha segalagalanya daripada manusia.
2. Kemudian setelah dikenalkan dengan kebesaran Allah SWT. kalimat kedua berupa : اﻟﱠﻠُﻪ ِإﱠﻻ ِإَﻟَﻪ َﻻ َأْن َأْﺷَﻬُﺪ adalah persaksian bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali hanyalah Allah SWT. lafad ini merupakan ajakan pertama kepada anak untuk bersyahadat sebagai simbol masuk Islam.
3.   Demikian juga dengan lafad ketiga yaitu اﻟﱠﻠِﻪ ُﻣَﺤﱠﻤًﺪاَرُﺱﻮُل َأﱠن َأْﺷَﻬُﺪ merupakan kalimat syahadat yang kedua sebagai persaksian bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah utusan Allah SWT.
Setelah diajak untuk masuk agama Islam dengan dua kalimat syahadat, kemudian tuntunan selanjutnya adalah ajakan melaksanakan ibadah dengan kata : اﻟﱠﺼَﻼِة َﻋَﻠﻰ َﺣﱠﻲ ,  salat merupakan ibadah yang paling utama. Dan diantara tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah/menyembah Allah, sebagaimana firman Allah :  اﻟﺬاریﺎت)ِﻟَﻴْﻌُﺒُﺪوِن      ِإﱠﻻ َواْﻟِﺈْﻥَﺲ اْﻟِﺠﱠﻦ َﺥَﻠْﻘُﺖ َوَﻣﺎ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. ( Q.S. aż żāriyāt : 56)
4.    Setelah ajakan ibadah yang merupakan hubungan vertikal dengan Allah SWT. kemudian kalimat اْﻟَﻔَﻼِح  َﻋَﻠﻰ َﺣﱠﻲ  merupakan seruan untuk meraih kemenangan/keberuntungan, ini merupakan ajakan yang sangat bersifat global, Abdurrahman Mas’ud menyebutkan bahwa kemenangan disini dalam arti sebenarnya, yakni al-Falah, true victory, kejayaan lahir batin, dunia akhirat. 

Dengan demikian kemenangan tersebut bisa diartikan sebagai meraih kemenangan dunia dan akhirat sehingga memotivasi kita untuk berusaha mencapai kesuksesan akhirat dengan melaksanakan perintah-perintah agama dan menjauhi larangannya. dan meraih keberuntungan dunia bisa diasumsikan sebagai usaha pekerjaan yang layak guna menunjang keberhasilan dalam ibadah sehingga bisa mencapai kesuksesan di akhirat. Ajakan ini menyerukan kepada kita untuk menunaikan ibadah demi kepentingan akhirat tanpa harus meninggalkan kepentingan duniawi.
Sebagaimana firman Allah SWT :

اﻟﱡﺪْﻥَﻴﺎ ِﻣَﻦ َﻥِﺼﻴَﺒَﻚ َﺗْﻨَﺲ َوَﻻ ﻵِﺥَﺮَةا اﻟﱠﺪاَر اﻟﱠﻠُﻪ َءاَﺗﺎَك ِﻓﻴَﻤﺎ َواْﺑَﺘِﻎ   (77:اﻟﻘﺼﺺ)... ِإَﻟْﻴَﻚ اﻟﱠﻠُﻪ َأْﺣَﺴَﻦ َآَﻤﺎ َوَأْﺣِﺴْﻦ
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu… ( Q.S. al-qasas : 77)

5.    Selanjutnya adalah َأْآَﺒُﺮ  اﻟﱠﻠُﻪ َأْآَﺒُﺮ اﻟﱠﻠُﻪ yang kembali mengungkapkan hakekat kebesaran Allah sebagaimana diungkapkan di bagian pertama.
6.    Pada bagian akhir اﻟﱠﻠُﻪ  ِإﱠﻻ ِإَﻟَﻪ َﻻ merupakan penegasan kembali bahwa Allah adalah Żat yang Maha Esa, yang wajib disembah.

Dalam rangkaian kata-kata ażān  ini pula terdapat filosofis urutan kata yang menunjukkan tuntunan dalam kehidupan kita yakni dalam rangkaian kehidupan hendaknya dibuka dengan pengakuan kebesaran Allah dan ikrar bahwa tiada tuhan selain Allah kemudian dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita mengabdi kepada Allah dengan melaksanakan ibadah dan menjauhi larangannya tanpa melupakan hal-hal yang bersifat keduniawian demi mendukung kelangsungan hidup yang berisi pengabdian kepada Allah, kemudian di akhir kehidupan semoga kita menutup kehidupan di dunia ini dalam keadaan tetap iman kepada Allah .


Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat ażān  yang dibisikkan kepada bayi yang baru lahir merupakan pendidikan yang berupa pengenalan pertama kepada agama. Kalimat-kalimat tersebut mencerminkan dasar-dasar agama Islam yaitu berupa pengenalan akan adanya Allah yang Maha Besar yang tidak ada tuhan melainkan Dia, Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir yang menyampaikan syari’at Islam kepada umatnya dan juga diajarkan pilar utama agama Islam yaitu shalat, serta ajaran untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat. Demikianlah untaian kata-kata ażān  yang sarat dengan ajaran yang mendasar untuk mengenal dan melaksanakan agama Islam dan penuh dengan pesan-pesan yang sangat bermanfaat dalam kehidupan. 



Daftar Pustaka
Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir ; Kamus Arab – Indonesia, (Surabaya : Pustaka Progresf, 2002), cet. XXV,  hlm. 15.

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, jilid I, (Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), hlm. 15. dan Mustafa al-Khin, dkk., al-Fiqhul Manhaji (Beirut : Dar al-Qalam, 1407H./1987M.), hlm. 113. 

 Imam Abi Dawud Sulaiman Ibn al Asy’aś al Sijistany al Azdy, Sunan Abi Dawud, Jus I (Beirut : Dar al kutub al ‘Ilmiyyah,  t.th.), hlm. 136.

Tengku Muhammad Hasbi ash Shiqqieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, (Semarang, Pustaka Rizki Putra : 1999), hlm. 201-202. 

Muhammad Mustafa Azami, Memahami Ilmu Hadiś, (Jakarta, Lentera : 1993), hlm. 119. 

 Yusuf Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadits Nabi SAW, terj. Muhammad al-Baqir, (Bandung : Karisma, 1999), hlm. 67.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Adsense Indonesia

Terbaru

Archives

Info Web

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net